Analogi "UPIL"
11:18 AM | Author: Rachmat Arifin Mustafa
Kemaren sore waktu pulang kerja, seperti kebanyakan warga jakarta dan sekitarnya, saya dan istri saya masih dijalan antri baris berbaris untuk dapat segera pulang ke rumah....hehe

Karena memang sore itu lg macet2 nya keadaan jalan, sambil nyetir tanpa sengaja jari telunjuk kiri saya mulai bergerilya mengorek-ngorek hidung saya (kebiasaan yg mungkin dianggap buruk oleh orang2)- tapi jujur kegiatan ini sangat mengasikkan bagi saya, apalagi kalau sedang diem gak ada kerjaan..hihihi...

Namanya lagi asyik, gak sadar kalau sedari tadi istri saya ngelihatin, trus menarik tangan saya sambil berkata " a, enak ya ngupil teruss...koroonggg terussss?".....tanpa dosa saya cekikikan saja, hihihihihi....tiba2 dia ngomong "memang ngupil tuh asyik, tapi sebenarnya ya a, ngupil itu suplly & demand loh!" "hah" terperanjat saya "maksudnya ?".....
dengan santai dia menjelaskan....."coba a perhatiin, semakin sering kita ngupil, ngorong terus..semakin banyak pula kan upil (kotoran) di hidung kita ?".." so kalau aa semakin sering ngorong, ya pasti upilnya adaaaaaaaaa terusss..."....xixixixixi, batinku "iya, juga ya ?"...

Tidak berhenti disitu, istriku langsung nyambung..."a, analogi ini bisa loh kita samakan dengan kalau kita ngorek-ngorek keburukan orang lain (atau mungkin pasangan ?" "maksud nya ?" jawab saya..."ya, kalau kita keasyikan/keenakan nyari2 keburukan orang lain atau pasangan kita, ya g bakalan ada habisnya.."....." makanya, jangan buruknya ajah yang di cari2..tapi lihat sisi baiknya, dan syukurin bahwa allah telah menciptakan teman berbagi seperti itu.."...."Glek" saya diam meneruskan konsentrasi saya kejalan, sambil terus memikirkan omongan istri saya "bener Juga" dalam hatiku...

Makasih ya Istriku.......
|
This entry was posted on 11:18 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: